Munafik itu ada cirinya
Munafik adalah
orang yang dibenci oleh ALLAH subhanahu wa ta’ala (swt). Anehnya,
kadang-kadang manusia suka dengan orang munafik. Ini terjadi kalau mereka tidak
kenal ciri-cirinya. Apa itu?
- Kalau berbicara dia berdusta
- Kalau berjanji dia mengingkari
- Kalau dipercaya dia khianati
- Kalau sholat tergesa-gesa
- Sedikit berdzikir
- Enggan berinfak
- Suka meninggalkan sholat berjamaah
- Suka merusak tapi beralasan memperbaiki
- Mencegah yang makruf dan menyuruh yang munkar, dll.
Eit, sebelum kita
melihat ke orang lain, lihat dulu yuk ke dalam diri kita sendiri. Ada nggak
sifat seperti itu?
Pernahkah kita
bercanda, bercerita humor, ternyata cerita itu karangan saja? Seperti, “Jangan
bersin, kemarin ada orang bersin mati… karena bersin di tengah jalan raya.”
Maksudnya melucu, tapi dengan berbohong. Ini sudah biasa, bahkan dipertontonkan
di TV lewat acara lawak.
Pernahkah kita
berjanji, tapi lantaran kita tidak yakin akan bisa memenuhi, maka kita bilang,
“insya’allah” agar nanti kalau batal kita bisa beralasan, “kan sudah
bilang insya’allah?” Padahal kita belum berusaha benar-benar untuk memenuhi
janji itu. Bukan Cuma mengingkari, malahan menyalahkan Allah.
Kalau
perbuatan-perbuatan itu masih kita lakukan, sudah waktunya untuk khawatir,
jangan-jangan kita ini termasuk orang munafik?
Bukan cap yang harus dilontarkan
Kalau kita tahu
bahwa teman kita ada yang kebetulan memiliki tanda-tanda munafik, yang kita
lakukan adalah menasehatinya, bukan mencapnya, “Dasar muna!” Karena mencaci
bukanlah sikapnya seorang yang bersahabat. Justru teman sejati akan kompak
dalam menyelamatkan kawannya dari sifat yang jelek. Kalau tidak bisa, hendaknya
kita meng-hindar dari berteman dengan yang munafik.
Tidak jarang
orang munafik-lah yang justru
cepat-cepat melontarkan tuduh-an munafik kepada Muslim yang taat, guna
menyembunyikan kemunafikan dirinya. Misalnya saat ada yang meng-ajak nonton
pornografi, kemudian dito-lak, maka serta-merta akan mendapat julukan, “Ah,
munafik lo!” atau “Jangan sok suci lah.” Padahal sikap yang ditun-jukkan adalah
menolak maksiat, itu adalah sikap taqwa, namun diplintir menjadi seolah-olah
“munafik”.
Alasan orang
munafik sepintas masuk akal, misalnya: “Orang yang melarang pornografi
sebenarnya juga suka, meskipun diam-diam”. Tapi kalau kamu cerdas, kawan, bantahlah
dengan baik. Sebab justru perkataan mereka menunjukkan kemunafikannya sendiri.
Memang setiap
manusia memiliki nafsu syahwat
(gharisatun nau’) yang cenderung kepada lawan jenis. Justru karena itulah
nafsunya harus dikenda-likan, tidak boleh diumbar. Kalau pornografi dibiarkan,
bisa-bisa kita akan seperti hewan. Orang-orang munafik itu mendukung pornografi
tapi bersikap seolah-olah tidak tergoda oleh nafsu, itulah kemunafikannya!
Jauhi kelompok Liberal & Sekuler
Pernah kenal
dengan dua istilah itu nggak? Contoh kelompok yang berpaham seperti itu
adalah JIL. Orang-orang munafik sering mencela Al-Qur’an dan As-Sunnah,
misalnya dengan mengatakan bahwa menutup aurot (berjilbab) itu budaya Arab dan
sudah kuno, dengan seolah membela budaya lokal. Padahal itu adalah perintah
ALLAH swt.
Tidak sedikit
kelompok yang berpaham seperti ini. Bahkan beberapa perguruan tinggi, dosennya
juga ada yang aktif dalam mendoktrinkan sekulerisme, liberalisme, dan
pluralisme. Kalau kita kurang info, bisa-bisa kita masuk ke dalamnya.
Cara yang bisa
kita lakukan sejak dini adalah:
u
|
Lengkapi ibadah
wajibmu (terutama sholat 5 waktu)
|
v
|
Belajar ilmu
agama, baca buku, ikut taklim, berjamaah.
|
Siksa Orang Munafik
Rosulullah
bersabda bahwa saat orang munafik dikubur datanglah dua orang malaikat yang
mendudukkannya dan keduanya berkata kepadanya, ”Apa yang kamu katakan pada
orang ini yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam?” orang kafir
atau munafik akan berkata, “Aku tidak tahu, aku cuma mengatakan seperti kata orang-orang
(tidak percaya)”. Maka dikatakan kepadanya, “Engkau tidak mengerti dan tidak
mengikuti”. Kemudian dipukullah dengan palu besi dengan pukulan pada antara dua
telinganya. Maka ia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh sekelilingnya
kecuali oleh manusia dan jin. (HR. Bukhari)
Allah berfirman,
“Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir (yakni
orang kafir atau munafik); sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi
mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu
bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar.” (QS Ali Imron 176)
Lawan Sifat Munafik
Kita semua nggak
kepingin jadi orang munafik. Makanya kita harus menumbuhkan rasa takut kepada
setiap sifat orang munafik. Imam Hasan al-Bashri berpesan, “Barang-siapa yang
takut kepada sifat nifak (munafik), ia adalah orang mukmin. Barangsiapa yang
tidak takut kepada sifat nifak, sesungguhnya ia adalah munafik.”
Itulah mengapa
Handzalah ra, seorang sahabat Rosul, berteriak-teriak dengan wajah pucat
dihadapan orang banyak: “Handzalah orang munafik!” karena dia sangat takut pada
kemunafikan. Padahal yang dilakukannya cuma lupa berdzikir saat bercengkerama
dengan keluarga.
Maka pusatkan
tujuan pada ridha Allah saja, ikhlas saat beramal. Jangan mendengki pada nikmat
orang lain. Sabar saat menghadapi ujian dan cobaan. Jangan menginginkan pujian
kecuali pujian Allah. Jujur dalam berkata. Penuhi janjimu. Kalau bisa,
sembunyikan amal shalih dihadapan orang banyak. Dan takutlah berbuat dosa,
takutlah pada Allah.
0 comments:
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya