1. Berdoa yang banyak, seperti layaknya orang kepepet. Saya dulu punya hutang banyak, saya bilang kepada Allah "kalau nggak dapat beasiswa ini bagaimana saya mau membayar ya Allah?".
2. Bersikap terus terang/jujur saat mengisi formulir dan wawancara. Saya juga takut tidak diterima gara-gara sudah mengikut program ini sebelumnya. Tapi sudahlah... terserah Allah bagaimana nantinya. Yang penting saya lakukan dengan sebaik-baiknya. Jadi saya berusaha mengajari peserta yang lain mengenai bagaimana caranya lulus, berbagi tips dan soal-soal, meski dengan demikian tentunya saingan saya jadi banyak. Tapi bagi saya, sebagaimana yang diajarkan ustadz saya, rizki seseorang tidak mungkin salah alamat.
3. Menghadapi orang Jepang, yakni pengujinya, saya merayu mereka. Saya katakan apa kelebihan negara Jepang dalam bidang yang saya pilih, itulah yang menjadi alasan saya memilih negara ini. Biasanya itu ditanyakan sewaktu wawancara.
4. Berlatih bahasa Inggris sejak lama. Jauh sebelum ujian tertulis diselenggarakan saya menempuh tes TOEFL. Kemudian me-review soal-soal yang diberikan melalui website kedubes Jepang. Karena soalnya mirip dengan tes TOEFL, kecuali tanpa listening.
5.Pertanyaan saat wawancara meliputi:
- Bagaimana program ini nantinya akan berguna bagi anda?
- Kenapa memilih Jepang?
- Bagaimana sekolah anda saat anda tinggal?
- Apa rencana anda setelah pulang kembali ke Indonesia?
0 comments:
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya