Kisah
diatas menceritakan seorang guru baru yang mengaku grogi atau tak siap mental
ketika pertama kali mengajar, membuka pelajaran dan menutupnya di dalam kelas.
Sebuah pengalaman yang kurang menyenangkan. Namun wajar, karena biasanya guru
merasa canggung dan jatuh mental ketika pertama kali berdiri dan berbicara di
depan murid. Apalagi bagi guru yang memang jarang berbicara di muka umum.
Mengajar,
membuka pelajaran dan menutupnya, ketika pertama kali masuk kelas dan memulai
pelajaran, seringkali membuat guru “terjatuh”. Indikasinya, tampak grogi,
canggung untuk berdiri di muka kelas, gagap ketika membuka pelajaran, dan
sebagainya. Namun sekali lagi, hal itu wajar terjadi. Akan tetapi, mungkin
masih ada guru yang tampak grogi, salah kata, gagap, tidak hanya ketika pertama
kali mengajar, tetapi setiap kali pada saat membuka/mengawali pelajaran di
kelas, dan menutup pelajaran itu. Walaupun terkadang, rasa grogi dan gagap itu
berhasil ditutupinya dengan cara-cara tertentu.
Mengajar,
dalam dunia pendidikan, dinilai sebagai suatu perbuatan yang memerlukan
berbagai kemampuan yang meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan tanggung
jawab moral. Tanpa adanya ilmu pengetahuan yang luas dan kesadaran untuk
mendidik penerus bangsa, tak layak rasanya seorang guru untuk mengajar. Begitu
pula dengan tanpa adanya keterampilan mengajar, seperti keterampilan mengelola
kelas, keterampilan menjelaskan pelajaran, keterampilan membimbing diskusi
murid, ataupun keterampilan yang lainnya, sulit rasanya seorang guru
memberanikan diri untuk mengajar.
Dan
berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar, terdapat satu keterampilan yang
berkaitan dengan kisah di atas, yaitu keterampilan membuka dan menutup
pelajaran. Apa yang dimaksud keterampilan membuka dan menutup pelajaran? Dan
bagaimana cara yang tepat untuk membuka dan menutup pelajaran di kelas?
Membuka
Pelajaran
Pengertian
membuka pelajaran, seperti yang dipaparkan dalam buku terbitan Dirjen Dikti
Depdiknas pada tahun 2001, ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam KBM untuk menciptakan keadaan awal bagi murid agar mental maupun
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan mengajar. Singkatnya, usaha
ini bertujuan untuk menciptakan keadaan/suasana siap mental murid dan
menimbulkan perhatian siswa.
Dewasa
ini, mungkin masih ada guru sekolah yang belum tepat atau bahkan belum bisa
membuka pelajaran dengan baik. Apalagi guru yang berlatar belakang selain
kependidikan/keguruan, seperti ilmu murni, sastra, pertanian, teknik, dan
sebagainya, bisa jadi belum menguasai, bahkan belum mengetahui keterampilan
dasar mengajar, termasuk keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Kecuali,
guru tersebut telah mempelajari teknik dan metode yang berkaitan dengan
keterampilan dasar mengajar.
Perhatikan 2 contoh
kisah berikut:
Kisah 1
Guru: “Assalamu’alaikum
anak-anak, bagaimana kabar kalian pagi ini? Alhamdulillaah jika begitu... Ibu
akan absen kalian satu persatu, kalau ada teman kalian yang tidak masuk,
sampaikan pada Ibu ya...
Baiklah,
anak-anak, dalam pertemuan kali ini, kalian akan belajar tentang Peran dan Pentas
Drama. Tetapi, sebelum kalian mempelajari topik ini lebih lanjut, Ibu ingin
bertanya. Siapakah diantara kalian yang masih ingat kisah Malin Kundang Anak
Durhaka? Bagus, ternyata kalian ingat semua... Ibu tanya lagi, siapakah
diantara kalian yang tahu apa peran dari Malin Kundang dalam kisahnya?”.
Kisah 2
Guru: “Anak-anak,
sekarang kalian buka Bab 4. Yang masih mau ramai, akan saya keluarkan. Saya hanya
mau mengajar murid yang serius mendengarkan. Sekarang, Budi, baca materi itu
dengan keras agar teman-temanmu mendengar!”.
Ada
persamaan dan perbedaan dari dua kisah diatas. Persamaannya adalah sama-sama merupakan
teknik/cara membuka pelajaran. Perbedaannya adalah, guru pada kisah 1, membuka
pelajaran dengan hangat, penuh kasih sayang, senyum, tenang, lebih santai,
pandai mengarahkan topik. Hal tersebut amat berbeda dengan sikap guru dalam
kisah 2 yang tak ramah, ketus, tak ada senyum, justru memberi ancaman dan terkesan
kasar, sehingga mental murid akan tertekan selama pelajaran itu.
Ada
beberapa teknik atau cara yang tepat untuk membuka pelajaran, diantaranya:
1.
Menarik
Perhatian Siswa
Ø Memakai
gaya/metode mengajar yang variatif.
Hal
ini bertujuan agar siswa tidak jenuh dengan kehadiran guru. Misalnya, jika
sudah berkali-kali menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi di kelas,
sebaiknya menggantinya dengan cara mengajak siswa untuk belajar di luar kelas, membentuk
kelompok diskusi siswa, bertanya jawab dengan siswa, atau menggunakan berbagai metode
mengajar yang lain.
Ø Menggunakan alat
bantu pelajaran.
Contoh,
guru Matematika yang hendak menerangkan topik Volume Ruang, sebaiknya membawa
alat bantu seperti air minum dalam kemasan gelas atau botol. Ini akan
memudahkan siswa dalam memahami topik materi.
2.
Memotivasi Siswa
Ø Memberi salam.
Ø Senyum.
Senyum
dapat mencairkan dan menghangatkan suasana. Dalam ilmu kesehatan, senyum dapat
menyehatkan otot-otot mulut pelakunya serta akan merangsang orang lain untuk
tersenyum pula.
Ø Menanyakan kabar
kesehatan semua siswa.
Ini
menunjukan sikap peduli guru terhadap siswa. Juga sebagai tanggung jawab guru
sebagai orangtua siswa di sekolah.
Ø Menyampaikan
manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mempelajari materi yang akan
disampaikan.
Hal
ini bertujuan untuk menyemangati dan menimbulkan antusias siswa.
Ø Bertanya dan memancing
rasa ingin tahu siswa.
Contoh,
seorang guru bertanya,” Anak-anak, tahukah kalian, apakah manfaat Jogging bagi
tubuh kita? Dan tahukah kalian, apa saja saran pakar kesehatan tentang cara
jogging yang baik?”.
3.
Menghubungkan
Materi yang akan Dipelajari dengan Pengalaman Siswa.
Contoh,
seorang guru bertanya, “Anak-anak, materi Kesehatan Lambung sangat penting bagi
kehidupan sehari-hari kita. Coba, siapa diantara kalian yang menginginkan sakit
perut? Tidak ada kan? Bagi kalian yang pernah atau bahkan sering sakit maag, coba
ingat kembali, bagaimana rasanya sakit maag karena telat makan...”.
Menutup
Pelajaran
Buku
Dirjen Dikti Depdiknas (2001) juga memaparkan bahwa yang dimaksud dengan
menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau KBM. Dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajarai oleh siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar.
Menutup
pelajaran mempunyai peranan yang sama penting dengan kegiatan membuka
pelajaran. Guru yang bisa membuka pelajaran dengan baik, tapi salah dalam
menutup pelajaran, tidak bisa dikatakan guru yang terampil. Demikian pula
sebaliknya.
Teknik
/ cara yang tepat dalam menutup pelajaran, antara lain:
1. Membuat
rangkuman pokok pelajaran yang telah dibahas.
Hal
ini bertujuan agar siswa mengetahui gambaran ringkas tentang materi.
2. Melakukan
refleksi (bertanya pada siswa tentang kesulitan mereka dalam memahami materi
yang telah dibahas).
Hal
ini bertujuan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa selama menerima
pelajaran. Dilanjutkan dengan pemberian solusi bersama.
3. Melakukan
evaluasi.
Hal
ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa. Evaluasi dapat berupa
pemberian soal-soal singkat pada 10 menit terakhir pelajaran, atau berupa
pemberian soal-soal latihan sebagai PR.
4. Mengingatkan
siswa untuk mempelajari kembali materi di rumah.
Hal
ini bertujuan untuk membantu siswa dalam menjaga daya ingat mereka terhadap
materi yang sudah dibahas.
5. Menyampaikan sebuah
kalimat motivasi.
Kalimat
motivasi akan memompa semangat siswa untuk berprestasi. Kalimat motivasi dapat
berupa Ayat Al Qur’an, Hadits, ucapan Ulama’, perkataan tokoh-tokoh terkemuka, atau
kata-kata mutiara.
6. Menyampaikan
permohonan maaf atas salah ucap selama penyampaian materi.
7. Memberi salam
dan senyum.
3 comments:
seharus nya guru juga tidak boleh gugup di saat menutup pelajaran yang mau di tutup. . . .
Jadi takutnya ntar ama murid'' yang lain jadi bahan tertawaan. . . ., .
Kalau gugup saat membuka pelajaran, bisa-bisa pelajarannya langsung ditutup :D
makasih infonya
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya