(SMKAF) Pendidikan mempunyai peran untuk menentukan
pencapaian kebahagiaan hidup seseorang. Kenapa bisa demikian? Karena melalui Pendidikanlah
seseorang bisa memperoleh bekal dan ketrampilan agar dirinya mempunyai nilai
manfaat dimanapun ia berada. Kemudian bagaimana hal ini terwujud? tentunya
melalui suatu proses yang berkelanjutan, penuh ketekunan dan membutuhkan
pengorbanan. Itulah pendidikan, sebuah proses yang harus dialami seorang
manusia agar ia dapat memahami peran dan manfaatnya sebagaimana Tujuan Allah
menciptakan keberadaannya.
Mari kembali kita ingat bahwa tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepada-Nya melalui cara yang sudah dituntunkan-Nya dalam Risalah yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul.
Melibatkan diri dalam proses mencapai kebahagiaan
itulah proses penting dalam pendidikan yang senantiasa perlu ditumbuh
kembangkan oleh pihak-pihak yang berkecimpung di dalamnya. Inilah sebuah proses
mulia sebagaimana yang diwariskan dan dicontohkan oleh para nabi dan rasul. Mereka
berkiprah dalam membina ummat untuk menemukan kebenaran serta istiqomah pada
jalan tersebut. Memang bukan proses yang semudah membalikkan tangan. Tapi
demikianlah sebuah pembuktian dan pembenaran dari pengakuan kebenaran.
Dengan Keteladananlah kita memperoleh cara mengelola
pendidikan. Keteladanan dari para nabi dan rasul semacam inilah yang memberikan
dampak luar biasa untuk menghasilkan sistem pendidikan yang berkarakter.
Karakter yang memberikan ruh yang menginspirasi dan memotivasi bagi para
peserta didik. Untuk apa? Apa berupa lahirnya beragam prestasi akademis atau
peningkatan fasilitas pendidikan? Itu adalah salah satu bagian pentingnya.
Namun hal penting yang begitu mendasar adalah bagaimana pendidikan bisa
memberdayakan potensi kebaikan pada setiap peserta didik agar bernilai amal
sholeh dalam keistiqomahan mereka dimanapun mereka berada, baik sebagai siswa
di sekolah maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Beberapa faktor penting dalam menunjang terwujudnya
peserta didik yang berakhlak mulia antara lain :
1.
Orang
tua
Orang
tua disini terlibat penting karena dari orang tua anak akan
meniru sikap dan perilaku. Anak adalah peniru ulung orang tuanya. Yang
terpenting adalah doa dari orang tua, Ada suatu kisah ada anak yang berakhlak
mulia, banyak hafal hadits dan al-quran kecerdasannya diakui, ternyata semua
itu terbentuk dari kesholehan dari orang tuanya. Ada juga kisah ada anak yang
terkenal kebandelanya dan akhlaknya yang buruk serta akademiknya ternyata semua
itu terbentuk dari orang tuanya yang bekerja
2.
Pendidik
Sebagai seorang pendidik kita harus
meluruskan niat semata-mata karena Allah agar bernilai pahala di hadapan Allah,
sehingga jerih payah kita tidak sia-sia dikala menghadapi siswa yang mungkin
menyebalkan jika niat kita karena Allah kita akan berusaha bersabar, disitu
ladang pahala bagi seorang guru, bahkan dalam islam diajarkan salah satu amal tidak akan terputus salah
satunya adalah mengamalkan ilmu, harapan dari seorang pendidik adalah keberkahan
ilmu tersebut
3.
Peserta
Didik
Peserta
didik bukan hanya sebagai obyek dari beragam metode dan konsep sistem
pendidikan. Out put keberhasilan mereka bukan hanya diukur dari indikator
simbol-simbol angka di buku rapor. Namun mereka perlu diarahkan untuk mengenal
potensi kebaikannya dan dibina agar berdaya guna dengan kebaikan tersebut. Yang
tak kalah penting agar tidak dilupakan oleh setiap pendidik adalah mereka
adalah amanah dari Allah yang dititipkan berbatas waktu. Keberadaan mereka
dengan segala kelebihan dan kekurangannya dalam aktifitas para pendidik adalah
rencana dari Allah. Hal ini perlu disikapi dengan ungkapan sabar dan syukur.
Apabila mereka belum seperti harapan maka para pendidik perlu bersabar karena
bagaimanapun mereka masih berproses dan perlu pula diingat sehebat apapun upaya
yang diperbuat, Allah lah yang berperan besar menentukan hasil akhirnya.
Apabila pula mereka mencapai harapan atau bahkan lebih dari yang diharapkan
maka para pengajar harus mengedepankan ungkapan syukur agar ikhtiar yang
diupayakan tidak takabbur.
4.
Lingkungan
masyarakat
Faktor
lingkungan sebisa mungkin diupayakan kondusif karena faktor ini punya peran
yang menentukan terbentuknya akhlaq para peserta didik. Keberadaan mereka lebih
banyak porsinya di lingkungan luar sekolah. Alangkah beruntungnya bila kondisi
terpenuhi, namun apabila tidak dipenuhi akankah lingkungan tersebut
disalahkan?tentunya tidak harus demikian, beberapa perbaikan harus segera
diupayakan. Upaya pertama adalah “mewarnai daripada diwarnai”, yakni keberadaan
peserta didik yang tentunya didukung keluarganya harus bisa memberikan beragam
pengaruh kebaikan bagi lingkungan dan jangan sampai pengaruh buruk lingkungan
yang mewarnai mereka. Upaya berikutnya adalah “Hijrah” sesegera mungkin apabila
upaya pertama tidak bisa diupayakan hasilnya secara maksimal.
0 comments:
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya