Ini adalah sambungan dari tulisan terdahulu: Apa Hukum Membuat Patung dan Gambar?
BAB 2. PERBANDINGAN 5 GOLONGAN
(www.smkalfurqan.com) Terlalu banyak pertanyaan yang telah datang kepada saya (A.
Hassan) tentang gambar, datang beberapa surat yang menjelaskan bahwa kebanyakan
pembaca belum puas dengan jawaban tersebut diatas. Diantara tuan-tuan yang
mengirimkan surat-surat itu adalah Tuan Abdul Hamid Thaha, guru sekolah
Serendah, pembantu “Pembela Islam” di Serendah. Tuan ini mengirimkan sebuah
risalah yang menerangkan masalah gambar. Di mulai dari pendapat ulama-ulama
lalu disertakan Hadits. Dan pada akhirnya disebutkan sebuah keputusan bahwa
menaruh gambar-gambar yang tergantung itu tidak boleh, tetapi tidak mengapa
kalau dipotong-potong atau dihinakan. Risalah tersebut beliau (Tuan Abul Hamid)
susun dan salin dari kitab karangan yang terhormat Tuan Guru Haji Abdurrahman
Kurinci.
Di bulan Februari yang lalu ini, saya menerima sebuah surat
dari yang terhormat Tuan Jamaluddin Basyir, Padang Panjang. Beliau terlihat
mengharamkan orang bergambar, beralasan dengan sepuluh Hadits dari Bukhari,
Muslim dan lainnya (pada hadits-hadits yang akan disebutkan selanjutnya, juga
termasuk sekalian hadits-hadits yang disertakan oleh Tuan Jamaluddin Basyir
tersebut).
Di bawah ini, saya akan menerangkan beberapa hadits yang
berhubungan dengan shurah. Pada beberapa hadits yang akan datang saya akan
membiarkan kata “shurah” tidak disalin kedalam bahasa Indonesia, karena kata
tersebut berarti termasuk gambar, patung, arca dan sebagainya. Tetapi jika ada
kata yang memang bermakna gambar, maka saya terjemahkan menjadi “gambar”.
Misalnya sabda Rasulullah s.a.w.: “Allah melaknat pembuat shurah.” Maka disini
bisa diartikan dengan macam-macam arti tersebut diatas. Adapun kata shurah yang
berhubungan dengan kain atau tabir, sudah tentu itu disebut gambar, bukan
patung atau lainnya.
Disini saya akan menerangkan pendapat-pendapat para ulama
dengan alasan masing-masing. Sesudah itu, saya akan menjelaskan pendapat saya
pribadi. Agar tidak tercampur.
Golongan pertama
berkata, bahwa segala jenis shurah itu haram: yaitu semua macam arca, patung
dan gambar, walaupun yang sudah dipotong umpamanya kepalanya, tetap haram
hukumnya. Alasan bagi golongan pertama ini adalah hadits-hadits di bawah ini:
Hadits 1:
(لاتدخل الملائكة بيتا
فيه كلب ولاتصاوير. (ح.ص.ر. البخاري
Malaikat
tidak akan memasuki rumah yang padanya ada anjing atau shurah-shurah (H.S.R. Bukhari)
Hadits 2:
(إنّ البيت الذي فيه
الصورة لاتدخله الملائكة. (ح.ص.ر. البخاري
Sesungguhnya
rumah yang padanya terdapat shurah tidak akan dimasuki Malaikat
(H.S.R. Bukhari)
(H.S.R. Bukhari)
Hadits 3:
قالت عائشة: إنّ النبيّ
ص. لم يكن يترك في بيته شيئا فيه تصاليب إلاّنقضه. ((ح.ص.ر. البخاري
Telah
berkata Aisyah: Sesungguhnya Nabi s.a.w. tidak pernah membiarkan di rumahnya
ada suatu barang yang padanya palang-palang salib melainkan ia menghapuskannya.
(H.S.R. Bukhari)
Hadits 4:
ايّكم ينطلق إلى المدينة
فلا يدع بها وثبا إلاّ كسره ولاصورة إلاّلطخها… من عاد إلى (صنعة شيئ من هذا فقد كفر بما انزل على محمّد. (ح.ر. أحمد
Siapakah
diantara kalian yang hendak pergi ke Madinah untuk memecahkan setiap berhala
dan menghapuskan setiap shurah? … Barangsiapa yang kembali membuat sesuatu dari
hal tersebut, sesungguhnya kufurlah ia kepada (perintah) yang diturunkan atas
Muhammad. (H.R. Ahmad)
Hadits 5:
قال النبيّ ص.: قال الله
تعالى: ومن اظلم ممّن ذهب يخلق كخلقي! فليخلقوا حبّة (وليخلقوا ذرّة. (ح.ص.ر. البخاري
Telah
bersabda Nabi s.a.w.: Allah ta`ala telah berfirman: Dan siapakah yang lebih
zhalim daripada orang yang hendak membuat (sesuatu) seperti ciptaan-Ku! Cobalah
mereka membuat sebiji (gandum)! Cobalah mereka membuat seekor semut! (H.S.R. Bukhari)
Hadits 6:
(اشدّ الناس عذابا عند
الله المصوّرون. (ح.ص.ر. البخاري
Orang
yang paling berat siksaannya di sisi Allah adalah pembuat shurah. (H.S.R. Bukhari)
Hadits 7:
إنّ الذين يصنعون هذه
الصّور يعذبون يوم القيّامة. يقال لهم: احيوا ماخلقتم. ((ح.ص.ر. البخاري
Sesungguhnya
orang-orang yang membuat shurah-shurah ini akan diadzab pada Hari Kiamat.
Dikatakan kepada mereka: “Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan!” (H.S.R. Bukhari)
Hadits 8:
قال انس: كان قرام لعائشة
سترت به جانب بيتها. فقال لها النبيّ ص.: اميطي عني (فإنه لاتزال تصاويره تعرض لي في صلاتي.
(ح.ص.ر. البخاري
Telah
berkata Anas: Aisyah memiliki sebuah tabir yang ia tutupkan kepada sebagian
rumahnya, maka Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hilangkanlah ia daripadaku, karena
gambar-gambarnya selalu menggangguku dalam shalatku.” (H.S.R. Bukhari)
Golongan kedua
berkata, bahwa semua jenis shurah itu haram kecuali gambar di atas kain dan
semisalnya, alasan bagi golongan ini adalah hadits berikut ini:
Hadits 9:
روى بسر بن سعيد عن زيد
بن خالد عن أبي طلحة صاحب رسول الله ص. قال: إنّ رسول الله ص. قال: إنّ الملائكة
لاتدخل بيتا فيه صورة. قال بسر: ثمّ اشتكى زيد فعدناه فإذا على بابه ستر فيه صورة
فقلت لعبيد الله الخولانيّ ربيب ميمونة زوج النبيّ ص.: الم يخبرنا زيد عن الصّور يوم الاوّل؟
فقال عبيد الله: الم تسمعه حين قال: (إلاّ رقما في
ثوب؟ (ح.ص.ر. البخاري
Telah
diriwayatkan oleh Busr bin Sa`id dari Zaid bin Khalid, dari Abu Thalhah,
seorang sahabat Rasulullah s.a.w. ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w.
telah bersabda: “Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki suatu rumah yang
padanya terdapat shurah.” Busr berkata: Kemudian setelah itu Zaid sakit, maka
kami pergi untuk melawatnya. Tiba-tiba di pintunya ada sebuah tabir yang
bergambar, maka saya berkata kepada Ubaidillah Al-Khaulani, anak angkatnya
Maimunah istri Nabi s.a.w.: Bukankah kemarin Zaid mengabarkan kepada kita tentang
shurah? Maka Ubaidillah berkata: Tidakkah tuan mendengar ia berkata: “Kecuali
tulisan di kain?”
(H.S.R. Bukhari)
(H.S.R. Bukhari)
Golongan ketiga
berkata, bahwa gambar, patung, arca yang dijadikan perhiasanlah yang
diharamkan, jika tidak dijadikan perhiasan, yaitu yang diinjak-injak, diduduki
atau disandari, tidaklah haram. Alasan bagi golongan ini adalah hadits dari
Aisyah dengan berbagai riwayat sebagai berikut:
Hadits 10:
قالت عائشة: كان لي ثوب
فيه تصاوير ممدود إلى سهوة فكان النبيّ ص. يصلّي إليه (فقال: اخّريه عنّي. فأخّرته فجعلته
وسائد. (ح.ص.ر. مسلم
Telah
berkata Aisyah: Saya memiliki selembar kain bergambar yang tersangkut di sebuah
rak, dan kedaan Nabi s.a.w. sembahyang menghadapnya. Maka sabda Nabi s.a.w.:
“Jauhkanlah ia dari hadapanku!” Lalu saya menjauhkannya dan menjadikannya
beberapa bantal. (H.S.R. Muslim)
Hadits 11:
قالت عائشة: دخل النبيّ
ص. عليّ وقد سترت نمطا فيه تصاوير فنحّاه فاتخذت منه (وسادتين. (ح.ص.ر. مسلم
Telah
berkata Aisyah: Rasulullah s.a.w. datang kepada saya, dan saya telah memasang
sebuah tabir yang bergambar, lalu ia menyingkirkannya, maka saya menjadikannya
dua buah bantal. (H.S.R. Muslim)
Hadits 12:
قالت عائشة: إني نصبت
سترا فيه تصاوير فدخل رسول الله ص. فنزعه فقطعته (وسادتين فكان رسول
الله ص. يرتفق عليهما. (ح.ص.ر. مسلم
Telah
berkata Aisyah: Sesungguhnya saya pernah menggunakan sebuah tabir bergambar,
lalu Rasulullah s.a.w. masuk dan menurunkannya, maka saya menjadikannya dua
buah bantal yang Rasulullah s.a.w. biasa bersandar padanya. (H.S.R. Muslim)
Hadits 13:
قالت عائشة: قدم رسول
الله ص. من سفر وقد سترت بقرام لي على شهوة لي فيها تماثيل فلمّا راه رسول الله ص.
هتكه. وقال: اشدّ الناس عذابا يوم القيامة الذين (يضاهون بخلق الله. قالت عائشة: فجعلناه وسادة او وسادتين. (ح.ص.ر. البخاري
Telah
berkata Aisyah: Rasulullah s.a.w. pernah kembali dari pelayaran, dan saya telah
menutupi sebuah rak dengan selembar kain bergambar. Tatkala Rasulullah s.a.w.
melihatnya, ia mencabutnya dan bersabda: “Manusia yang paling pedih adzabnya
pada Hari Kiamat adalah mereka yang menyerupai ciptaan Allah.” Aisyah berkata:
Lalu kami menjadikannya satu bantal atau dua bantal. (H.S.R. Bukhari)
Hadits 14:
قالت عائشة: اشتريت نمرقة
فيها تصاوير فقام النبيّ ص. بالباب فلم يدخل فقلت: اتوب إلى الله ممّا اذنبت. قال:
ما هذه النموقة؟ قلت: لتجلس عليها وتوسّدها. قال: إنّ اصحاب هذه الصّور يعذبون يوم
القيامة. يقال لهم: احيوا ما خلقتم! (ح.ص.ر. (البخاري
Telah
berkata Aisyah: Saya pernah membeli sebuah bantal yang bergambar, maka
Rasulullah s.a.w. tidak mau masuk, hanya berdiri di pintu, lalu saya berkata
kepadanya: Saya bertaubat kepada Allah daripada dosa yang telah saya perbuat.
Rasulullah s.a.w. bertanya: “Untuk apa bantal ini?” Saya menjawab: Untuk engkau
duduki atasnya dan bersandar, Maka Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya
orang-orang yang membuat gambar ini akan disiksa pada Hari Kiamat, dikatakan
pada mereka: Hidupkanlah apa-apa yang telah kau buat!” (H.S.R. Bukhari)
Hadits 15:
قالت عائشة: خرج رسول
الله ص. في غزاة فاخذت نمطا فسترته على الباب فلمّا قدم فراى النمط عرفة الكراهية
في وجحه فجذبه حتى هتكه وقال: إنّ الله لم يأمرنا ان نكسوالحجارة والطين. فقطعنا
منه الوسادتين وحشوتهما ليفا فلم يعب ذلك عليّ. ((ح.ص.ر. مسلم
Telah
berkata Aisyah: Rasulullah s.a.w. pernah pergi untuk berperang. Maka saya
mengambil satu hamparan (yang bergambar), lalu saya menggantungkannya pada
pintu. Setelah Rasulullah s.a.w. kembali dan melihat hamparan itu, terlihatlah
di mukanya rasa tidak suka, kemudian ia menariknya sampai tercabut, lalu ia
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan kita untuk memakaikan pakaian
pada batu dan tanah.” Kemudian kami menjadikannya dua bantal dan saya
memenuhi(mengisi)nya dengan sabut korma. Maka Rasulullah s.a.w. tidak mencela
saya berbuat demikian. (H.S.R.
Muslim)
Golongan keempat
berkata, bahwa yang haram itu adalah gambar-gambar dan patung-patung yang cukup
sifatnya; dan yang tidak cukup sifatnya seperti gambar sekerat dan yang
dipotong kepalanya dan gambar pohon-pohon, rumah, gunung dan sebaginya itu
tidak haram. Alasan bagi golongan ini adalah hadits ke-16 dan ke-17 di bawah
ini. Dari hadits-hadits tersebut mereka memahami bahwa kalau seseorang membuat
sebuah gambar yang tidak cukup sifatnya yang bisa membuat mereka hidup atau
suatu gambar yang tidak bernyawa, maka tidak akan dipaksa untuk memberinya ruh
pada hari Kiamat kelak. Tidak akan dipaksa berarti tidak akan disiksa, dan
orang yang tidak disiksa itu berarti tidak berdosa.
Hadits 16:
من صوّر صورة في الدّنيا
كلف يوم القيامة ان ينفخ فيها الرّوح وليس بنافخ. ((ح.ص.ر. البخاري
Barangsiapa
membuat suatu shurah di dunia, maka ia akan dipaksa memberi ruh kepadanya pada
Hari Kiamat, padahal dia ia tidak dapat memberi padanya (ruh). (H.S.R. Bukhari)
Hadits 17:
قال سعيد بن ابي الحسن: جاء رجل إلى ابن عبّاس فقال: إني رجل اصوّر هذه الصّور فافتني فيها فقال:
سمعت رسول الله ص. يقول: كلّ مصوّر في النار يجعل له
بكلّ صورة صوّرها نفسا فتعذبه في جهنم.وقال: إن كنت لابدّ فاعلا فاصنع الشجر
ومالانفس له. (ح.ص.ر. مسلم
Telah
berkata Sa`id bin Abi Hasan: Telah datang seseorang kepada Ibnu Abbas, lalu ia
berkata: Saya adalah pembuat shurah-shurah ini, saya harap Anda memberi fatwa
kepada saya tentang hal ini. Maka Ibnu Abbas berkata: Saya telah mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiap-tiap pembuat shurah (tempatnya) di neraka.
Untuk setiap shurah yang ia buat, Allah akan menjadikan satu badan yang
menyiksa ia di Jahannam”. Dan kata Ibnu Abbas: Kalau engkau terpaksa
mengerjakannya, buatlah shurah-shurah pohon dan barang-barang yang tidak
bernyawa.
(H.S.R. Muslim)
(H.S.R. Muslim)
Golongan kelima
berkata, bahwa yang haram adalah gambar-gambar dan patung-patung yang
dihawatirkan akan disembah. Adapun yang lain daripada itu tidak haram. Alasan
bagi golongan ini adalah hadits ke-18 dan ke-19 dibawah, dengan beberapa
pandangan dan bantahan atas hadits-hadits yang telah diajukan oleh
golongan-golongan sebelumnya diatas. Di dalam masalah ini, pendapat saya (A. Hassan) setuju dengan golongan kelima ini.
Adapun bantahan-bantahan yang akan disertakan nanti, sebagiannya adalah dari
saya dan sebagian yang lain dari golongan yang kelima tersebut.
Hadits 18:
قالت عائشة: إنّ أمّ
حبيبة وأمّ سلمة ذكرتا لرسول الله ص. كنيسة راتاها بالحبشة فيها تصاوير. فقال رسول
الله ص.: إنّ اولئك إذا كان فيهم الرّجل الصّالح فمات بنوا على قبره مسجدا وصوّروا
فيه تلك الصّور أولئك شرار الخلق عند الله عزّ وجلّ يوم (القيامة. (ح.ص.ر. مسلم
Telah
berkata Aisyah: Sesungguhnya Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada
Rasulullah s.a.w. satu gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah, yang di
dalamnya ada shurah-shurah. Maka sabda Rasulullah s.a.w.: “Sesungguhnya mereka
itu, apabila ada diantara mereka seseorang yang shaleh, lalu ia mati, maka
mereka membuat tempat sembahyang di atas kuburannya, dan mereka membuat padanya
shurah-shurah tersebut. Mereka itu orang-orang yang jahat dipandangan Allah
pada Hari Kiamat.” (H.S.R. Muslim)
Hadits 19:
(قالت عائشة: كنت العب
بالبنات عند النبيّ ص. (ح.ص.ر. البخاري
Telah
berkata Aisyah: Saya biasa bermain boneka (anak-anak patung) di hadapan Nabi
s.a.w. (H.S.R. Bukhari)
Bersambung ke bagian selanjutnya
1 comments:
bagaimanapun ini hal yang menarik bagi saya.. Terlepas pendapat mana yang dipilih A. Hassan rahimahullaah..
Bikin Pin Murah
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya