(SMKAF) Alhamdulillah, KIS edisi 8 insyaallah akan bisa beredar di masjid-masjid di kota Jember. Penerbitannya agak terlambat mengingat padatnya acara sekolah terutama menjelang UNAS 2013. Semoga pembaca puas dan ke depan KIS akan menjadi lebih baik lagi.
Dapatkan download filenya disini:
Ringkasan Isi Utama:
HATI-HATI PLURALISME MENCAMPURADUKKAN AGAMA
Lihatlah kalender bulan lalu, tertanggal 29
Maret 2013, tertuliskan “Wafatnya Isa Al-Masih”. Padahal bertahun-tahun
sebelumnya tertulis “Wafatnya Yesus Kristus.” Demikian pula bulan depan, 9 Mei
yang tertulis, “Kenaikan Isa al-masih.” Kenapa yang digunakan selalu nama Nabi
Isa alayhi salam?
Ada beberapa hal yang merusak aqidah Islam
berkaitan dengan penulisan ini.
Nabi Isa al-Masih bukan seorang Nasrani
Dimanapun di dalam kitab injil, baik yang
edisi bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, Nabi Isa tidak ditulis dengan
kata-kata “Isa Al-Masih” Melainkan Jesus/Yesus.
Malah Al-Qur’an al-Karim yang menggunakan
istilah “Isa” dan “Al-Masih” sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat An-Nisâ’
157 dan 171, Ali Imron 45, Al Maidah 110.
“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya
Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)
dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera
Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang
yang didekatkan (kepada Allah)” (QS Ali Imron
45)
Jadi apabila dalam kitab Injil ummat
Nasrani sendiri tidak menyebut menggunakan istilah “Isa al-Masih” melainkan
selalu dengan Yesus, seharusnya yang ditulispun konsisten demikian agar tidak
rancu dengan aqidah Islam.
Nabi Isa al-Masih tidaklah dibunuh dan
tidak disalib
Bagi ajaran Nasrani, matinya Yesus di tiang
salib merupakan pondasi keimanan. Kalau tidak ada penyaliban, maka tidak akan
ada penebusan dosa, padahal itu jalan satu-satunya bagi orang Kristen untuk
masuk surga.
Allah SWT berfirman sangat jelas mengenai
hal ini:
“Sesungguhnya kami (Yahudi) telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa.” (QS An Nisa 157)
Ini cukup jelas, tidak bisa tidak, bahwa Nabi Isa putra Maryam
tidaklah mati di tiang salib. Oleh karena itu, sia-sia keyakinan orang yang
menganggap kematian Yesus akan menebus dosa-dosa mereka. Malahan orang yang meyakini
demikian akan dimasukkan dalam neraka.
Al-Qur’an memperkenalkan istilah “kafir”.
Kedudukan Nabi Isa a.s. bagi kaum Muslimin sangatlah mulia, namun
tidak pantas untuk disamakan dengan Allah,
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS Al
Ma’idah 72)
Orang yang menyembah Isa atau yang mengatakan Tuhan itu ada tiga
(trinitas) disebut oleh Allah dengan panggilan “Kafir” (QS Al Maidah 73). Jadi
orang kafir itu bukan cuma mereka yang tidak beragama, melainkan juga semua
orang yang menyembah selain Allah swt, termasuk di dalamnya orang Nasrani dan
Yahudi.
Di akhirat kelak, tempat orang kafir hanyalah neraka. “Sesungguhnya
Allah mela'nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala (neraka)” (QS Al Ahzab 64)
1 comments:
Apakah kami juga boleh mengambil template buletin yang diberikan disini? Terimakasih sebelumnya...
Salam dari kami
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya