Berita Terbaru :

Penyelanggaraan UNAS adalah Kesalahan Paradigma

UNAS menjadi tragedi bagi sebagian siswa dan membelokkan makna pendidikan
(SMKAF) UNAS sebenarnya hanyalah sarana untuk memetakan kemampuan siswa maupun sekolah. Tidak seharusnya ada istilah siswa yang “tidak lulus” atau “gagal”. Setiap siswa boleh jadi lemah di kemampuan berbahasa, namun unggul di kemampuan berolah raga. Sayangnya yang diuji hanyalah bahasa dan matematika. Padahal dalam kehidupan yang dibutuhkan bukan hanya materi UNAS.


“Jadi menetapkan kelulusan dari nilai UN adalah salah paradigma,” Menurut Gilig Pradhana, kepala SMK Al-Furqan. “Negeri kita ini banyak orang pandai, namun krisis akhlak. Seharusnya kalau ada pelajaran yang dijadikan patokan kelulusan itu adalah agama.” Ironisnya, demi mengejar kelulusan, justru banyak terjadi kecurangan dalam menempuh UN. Yang lebih mengerikan pelaku kecurangan malahan pihak sekolah yang “dipaksa” mengejar predikat lulus 100%.

Gilig berpendapat UNAS tidak boleh disakralkan sehingga menjadi proyek bancakan pihak tidak bertanggung jawab. “Kita bisa berkaca dari EBTANAS yang pada saat itu sama sekali tidak membebani guru maupun sekolah, sehingga mereka benar-benar belajar untuk menuntut ilmu, bukan nilai.” 

Dalam konteks diatas, tidak sedikit yang problematika seputar UNAS, beberapa diantaranya ialah:
  1. Akhmad Sudrajat menilai UNAS adalah pemaksaan yang mengikis makna pendidikan.
  2. Ninok Eyi melihat sendiri kecurangan dan merasakan sakitnya sistem yang bobrok
  3. Fitra mencium bahwa penyelenggaraan UNAS adalah untuk keuntungan pihak tertentu
  4. SRIE memprihatinkan arogansi pemerintah, dalam hal ini menteri pendidikan yang mengabaikan tuntutan masyarakat 
  5. Berbagai petisi menuntut pemerintah mengembalikan karakter UNAS (agar tidak menjadi alat penentu kelulusan)
  6. IGI (Ikatan Guru Indonesia) menolak Kurikulum 2013, bercermin dari amburadulnya persiapan kemdikbud, termasuk UNAS.
  7. Wijaya Kusumah juga menggugat UNAS.
  8. Gugatan terhadap UNAS yang dimenangkan rakyat Indonesia (Putusan Mahkamah Agung tentang Ujian  Nasional)
  9. 75% Guru mengatakan UNAS tidak tepat atau sangat tidak tepat!
  10. Group Facebook menolak UNAS!

Share this Article on :

1 comments:

Adhyita mengatakan...

Paling-paling dipertahankan cuma buat tender yang masuk ke kantong pribadi. Unas kan sesuatu banget... kesannya jadi sangat prestisius. BIsa-bisa dijual macam TOEFL

Posting Komentar

Mohon saran dan kritiknya


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Seluruh kebaikan dari situs ini boleh disebarluaskan tanpa harus mengutip sumber aslinya, karena pahala hanya dari Allah | Dikelola oleh © SMK Al-Furqan Jember.