Atribut jangan sampai mempermalukan siswa baru |
- Mengajak siswa berkeliling mengenal "rumah" mereka yang baru, dimana kelasnya, dimana WC nya, dimana kantin-nya, sehingga mereka merasa nyaman dan tahu cara memenuhi kebutuhan pribadinya selama di sekolah.
- Memperkenalkan siswa kepada "orang tua" mereka yang baru, siapa kepala sekolahnya, siapa gurunya, siapa wali kelasnya, hingga kepada siapa yang menjaga kantin, satpam, dan staf kebersihan. Semuanya akan menyapanya dan menjaganya selama di sekolah.
- Membimbing siswa baru menyesuaikan diri dengan budaya sekolah, seperti tata tertib, kebiasaan-kebiasaan, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya, sehingga mereka bisa menyatu dengan sekolah.
- Memecahkan kebekuan (ice breaking). Biasanya anak baru itu malu-malu. Maka dibuatlah acara yang cepat melumerkan suasana agar hangat dan semuanya cepat saling mengenal.
Konsep baru MOS
Pertama, sebenarnya apa yang selama ini ada sudah bagus, tinggal di balik saja cara berpikirnya. Yakni menjadikan siswa sebagai subyek, bukan obyek. Maka dalam penjelasan tujuan di atas kita rubah, dari:
"Mengenalkan sekolah kepada siswa"
menjadi
"Mengenalkan siswa kepada sekolah"
Tentu saja yang dimaksud bukan sekedar merubah susunan dalam berkata-kata. Dampaknya adalah menjadikan setiap siswa lebih dekat sebagai anak kita (bila yang melayani guru) atau adik kita (bila yang melayani adalah senior). Sehingga tidak boleh ada acara "dipermalukan/diplonco" apalagi dengan kekerasan, baik akan menimbulkan korban atau tidak.
Kedua, memberikan jadwal baru berupa bimbingan psikologis oleh guru (biasanya BK) untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi masalah-masalah baru di sekolah. Misalnya, "Bagaimana mengatasi kesalahpahaman dengan teman" atau "Bagaimana caranya mengatasi stres (klik disini)" Guru bisa membuka permainan-permainan psikologi yang mensimulasikan sebuah permasalahan menjadi solusi. Mudah-mudahan ini bisa dibahas di web SMK Al-Furqan lebih banyak.
Banyak permasalahan siswa yang tidak dapat ditanggulangi sendiri sementara untuk berkonsultasi dengan guru, yang notabene lebih tua, membuat mereka kurang nyaman dan terbuka. Atau mereka merasa malu datang karena dianggap aneh bila memiliki masalah. Namun dengan guru yang datang ke kelas dan mengajak semua siswa memecahkan masalah yang tersembunyi itu, semua siswa dapat diajak berpartisipasi tanpa rasa malu karena melihat semua melakukan hal yang sama.
Tertarik membaca lanjutannya? Berlangganan yuk!
4 comments:
Saya sangat setuju! Baru mengalami MOS juga semester lalu waktu pertama masuk SMA hehe. Saya sudah lama merasa kalau Masa Orientasi yang siswa jalani selama ini hanya menjadi ajang dipermalukan (baik dalam bentuk kegiatan ataupun atribut²) dan tes mental dengan alasan agar menjadi disiplin, dan banyak alasan lainnya yang saya kira kurang tepat dengan tujuan awal yaitu orientasi / pengenalan.
Akhirnya itu meyebabkan MOS hanya sebagai beban bagi siswa baru dan tidak mendapat manfaat dari kegiatan tsb. Saya kira sudah waktunya kita semua (Guru, OSIS, Siswa, dll) mengubah pandangan ttg MOS. Mengubah kegiatannya agar lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa baru. Bukan hanya (menurut sebagian orang sih) ajang balas dendam senior kepada junior.
Saya sangat mengapresiasi SMK AF yang sudah menerapkan konsep baru MOS. Semoga benar² bermanfaat dan dapat dijadikan contoh oleh sekolah lain. Sukses selalu :)
NB : Kalau bisa, sertakan juga dong seperti apa jadwal kegiatan atau dokumentasi selama MOS nya, hehe, terima kasih
Terima kasih atas sambutan hangatnya pak! Jadwal MOS tahun 2014 belum disusun. Mungkin kita bisa saling berkenalan ~ bapak dari sekolah mana?
Waduh, kok sudah dipanggil pak :D Saya alumni SD Al Furqan ustadz, sekarang melanjutkan di SMAN 1 Jember, baru kelas X pula. Kalau sudah terlaksana, ditunggu field reportnya ya ustadz! Sekalian mau usul agar pelaksanaan MOS di sekolah saya bisa seperti ini juga kedepannya :D
Bagaimana kalau sambil menunggu Mas Ali yang berbagi konsep MOS di SMANSA dulu?
Pasti asyik... sebab sekolahnya kan favorit di Jember.
Posting Komentar
Mohon saran dan kritiknya